Keunggulan Peralatan Makan Serat Bambu Dibandingkan Peralatan Makan Plastik

1. Keberlanjutan bahan baku
Peralatan makan serat bambu
Bambumerupakan sumber daya terbarukan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat. Umumnya bisa matang dalam 3-5 tahun. negara saya memiliki sumber daya bambu yang melimpah dan tersebar luas, sehingga memberikan jaminan bahan baku yang cukup untuk produksi peralatan makan serat bambu. Selain itu, bambu dapat menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen selama pertumbuhannya, yang memiliki efek penyerap karbon yang positif terhadap lingkungan.
Kebutuhan lahannya relatif rendah dan dapat ditanam di berbagai medan seperti pegunungan. Tanaman ini tidak bersaing dengan tanaman pangan untuk mendapatkan sumber daya lahan subur, dan dapat memanfaatkan sepenuhnya lahan marginal untuk meningkatkan keseimbangan ekologi.
Peralatan makan plastik
Hal ini terutama berasal dari produk petrokimia. Minyak bumi merupakan sumber daya yang tidak terbarukan. Dengan penambangan dan penggunaan, cadangannya terus berkurang. Proses penambangannya akan menimbulkan kerusakan lingkungan ekologis, seperti runtuhnya lahan, tumpahan minyak di laut, dll, serta akan menghabiskan banyak energi dan sumber daya air.
2. Degradabilitas
serat bambuperalatan makan
Relatif mudah terdegradasi di lingkungan alam. Umumnya dapat terurai menjadi zat yang tidak berbahaya dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun, dan akhirnya kembali ke alam. Tidak akan bertahan lama seperti peralatan makan plastik, sehingga menyebabkan pencemaran jangka panjang pada tanah, badan air, dll. Misalnya, dalam kondisi pengomposan, peralatan makan serat bambu dapat terurai dan dimanfaatkan oleh mikroorganisme dengan relatif cepat.
Setelah terdegradasi, dapat menyediakan unsur hara organik tertentu bagi tanah, memperbaiki struktur tanah, dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan siklus ekosistem.
Peralatan makan plastik
Kebanyakan peralatan makan plastik sulit terurai dan mungkin ada di lingkungan alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Peralatan makan plastik bekas dalam jumlah besar akan menumpuk di lingkungan, membentuk “polusi putih”, menyebabkan kerusakan lanskap, dan juga akan mempengaruhi permeabilitas udara dan kesuburan tanah, sehingga menghambat pertumbuhan akar tanaman.
Bahkan untuk peralatan makan plastik yang dapat terurai, kondisi degradasinya relatif ketat, memerlukan suhu, kelembapan, dan lingkungan mikroba tertentu, dll., dan seringkali sulit untuk sepenuhnya mencapai efek degradasi ideal di lingkungan alami.
3. Perlindungan lingkungan dari proses produksi
Peralatan makan serat bambu
Proses produksinya terutama mengadopsi teknologi pemrosesan fisik, seperti penghancuran bambu secara mekanis, ekstraksi serat, dll., tanpa menambahkan terlalu banyak bahan kimia tambahan, dan polusi yang relatif lebih sedikit terhadap lingkungan.
Konsumsi energi dalam proses produksi relatif rendah, dan polutan yang dikeluarkan juga lebih sedikit.
Peralatan makan plastik
Proses produksinya membutuhkan banyak energi dan mengeluarkan berbagai polutan, seperti gas buang, air limbah, dan residu limbah. Misalnya, senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dihasilkan selama sintesis plastik, yang mencemari lingkungan atmosfer.
Beberapa peralatan makan plastik juga mungkin menambahkan bahan pemlastis, stabilisator, dan bahan kimia lainnya selama proses produksi. Zat-zat ini mungkin terlepas saat digunakan, sehingga berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Kesulitan dalam mendaur ulang
Peralatan makan serat bambu
Meskipun sistem daur ulang peralatan makan serat bambu saat ini belum sempurna, karena komponen utamanya adalah serat alami, meskipun tidak dapat didaur ulang secara efektif, namun dapat cepat terurai di lingkungan alam, dan tidak akan terakumulasi dalam waktu lama seperti peralatan makan plastik. .
Dengan berkembangnya teknologi, terdapat pula potensi daur ulang bahan serat bambu di masa depan. Dapat digunakan dalam pembuatan kertas, papan serat dan bidang lainnya.
Peralatan makan plastik
Daur ulang peralatan makan plastik menghadapi banyak tantangan. Berbagai jenis plastik perlu didaur ulang secara terpisah, dan biaya daur ulangnya tinggi. Selain itu, kinerja plastik daur ulang akan menurun selama proses pengolahan ulang, dan sulit memenuhi standar kualitas bahan aslinya.
Banyaknya peralatan makan plastik sekali pakai dibuang begitu saja, sehingga sulit untuk didaur ulang secara terpusat, sehingga menghasilkan tingkat daur ulang yang rendah.


Waktu posting: 19 Sep-2024
  • facebook
  • terkait
  • twitter
  • youtube